Dampak
Negatif Banyak Bicara
Banyak bicara yang tidak ada manfa’atnya merupakan akhlak tercela yang harus dihentikan. Karena setiap amal perbuatan yang dilakukan oleh seluruh anggota tubuh dapat berpengaruh di dalam hati. Khususnya pengaruh lisan, karena apa yang diungkapkan lisan itu merupakan proyektor bagi hati. Maka setiap kata akan menorehkan goresan yang membekas di dalam hati. Bila lisan berkata dusta, maka didalam hati akan tergores gambaran dusta dan karenanya wajah hati menjadi bengkok. Bila lisan berbicara sesuatu yang tentang sesuatu yang tidak berguna, maka wajah hati menjadi hitam dan kelam[1].
Allah Swt berfirman :”Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisik-bisik mereka, kecuali bisik-bisik dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat kebaikan, atau mengadakan perdamaian di antara manusia. Dan barang siapa yang berbuat demikian karena mencari ridha Allah Swt, maka kelak kami memberi kepadanya pahala yang besar.” (QS. An-Nisa’ : 114). Artinya, seyogyanya anda tidak usah berbicara tentang sesuatu yang tidak berguna. Anda cukup bicara sesuatu yang penting, maka anda akan selamat.
Rasulullah Saw bersabda : “Barang siapa yang beriman kepada Allah Swt dan hari kiamat maka hendaklah bicara sesuatu yang baik atau diam”. Dalam syarahnya dikatakan berkata baik lebih bagus dari pada diam, dan diam dari kejelekan lebih baik pada bicara, akan tetapi ketika seorang itu selalu diam, maka itu merupakan bid’ah yang dilarang.
Imam Nawawi berkata : “Bagi seorang yang mau berbicara hendaknya mempertimbangkan dahulu, ketika dianggap baik maka bicaralah dan ketika dianggap jelek maka diamlah.”[2] Banyak seseorang berbicara tentang sesuatu yang tidak berguna yang tidak dipikirkan dampak setelahnya, baik atau burukkah ?, hingga sering sekali terjadi percekcokan, pertengkaran, permusuhan disebabkan omongan yang tidak ada manfa’atnya dan tidak berguna. maka dari itu hendaklah kita berbicara dengan kata-kata yang baik, sopan dan bermanfa’at.
Shohabat Ali Ra berkata : “ketika telah sempurna akal seorang maka sedikit bicaranya. Dalam kitab Ta’lim Muta’alim karangan Syaikh Zarmuji [3] ada sebuah syi’ir menjelaskan :
النطق زين والسكوت سلامة فاذا نطقت فلا تكن مكثارا
ما ان ندمت على سكوت مرة ولقد ندمت على الكلام مرارا
“Bicara laksana hiasan, sedangkan diam adalah keselamatan. Oleh karena itu jangan banyak bicara. Tidak akan menyesal atas diammu sekali tapi kamu akan menyesal atas perkataanmu berkali-kali”
Dan dalam kitab Alaalaa ada syi’ir menjelaskan :
اذا تمّ عقل المرء قلّ كلامه وايقين بحمق المرء ان كان مكثر
يموت الفتى من عثرة لسانه وليس يموت المرء من عثرة الرجل
فعثرته من فيه ترمي برأسه وعثرته بالرجل تبري على المهل
"Ketika akal seorang telah sempurna maka sidikit bicaranya dan diyaqini kebodohannya seorang yang banyak bicara. Matinya seorang pemuda bukan karena kakinya tergelincir akan tetapi tergelincir lisannya. Tergelicirnya lisan bisa mengakibatkan lemparkan batu ke kepala, sedangkan tergelincirnya kaki akirnya bisa sembuh”.
Dan seorang yang banyak bicara, maka banyak dosanya. Dan seorang yang banyak dosanya, maka yang paling layak baginya adalah api neraka. Dan banyak bicara juga dapat mengakibatkan kerasnya hati, beratnya badan untuk melakukan ibadah dan terhalangnya rizqi, maka ketahuilah ! sesungguhnya kamu berbicara sesuatu yang tidak berguna dan tidak berfaidah[4].
Mengenai batas perkataan yang tidak perlu ialah perkataan yang ditinggalkan, maka ia tidak kehilangan pahala dan tidak menimbulkan sesuatu yang mendesak. Barang siapa yang membatasi ucapannya pada ukuran ini, tentu ia sedikit berbicara. Setiap orang seharusnya dapat mengukur dirinya sendiri terhadap ungkapan yang tidak berguna baginya sendiri. Bila menyebut Allah Swt sebagai pengganti kalimat tidak berguna itu, tentu hal itu lebih baik dan menjadi salah satu simpanan kebaikan baginya.
Bagaimana mungkin akal sehat kita memberikan sebagian harta terkubur sia-sia, lalu justru mengambil lumpur kotor. Dalam hal ini, tentu apabila pembicaranya tidak mengandung dosa. Jika pembicaranya mengandung dosa, berarti ia meninggalkan harta terpendam sia-sia dan mengambil bara api. Termasuk perkataan yang tidak berguna adalah cerita tentang perjalanan wisata yang tidak ada hikmah dan manfa’atnya, ragam menu makanan, ngrumpi/ gossip prilaku (jelek) Ustad atau temannya, soal industry dan perdagangan. Semua itu termasuk obyek pembicara yang banyak membuat membuat orang asyik membicarakannya hingga terlena. (Rikha-BMS)
[1] Imam Al Ghozali,Kitaabul Arba’iin fii Ushuliddiin
[2] Ibnu Hajar -Fathul bari
[3] Syaikh Zarmuji- Ta’lim Muta’alim
[4] Dikutip dari Ustad Adnan dari Yai Utsman Ra.
Dekripsi masalah
Toni adalah anak orang kaya yang mana ayahnya bekerja sebagai wali kota penghasilannya cukup banyak. Ayah toni seorang yang pelit dan tidak pernah mengeluarkan zakat dan dia sangat sombong uang gajinya dibuat untuk foya-foya minum-minuman keras setiap hari, karena kebanyakan minum-minuman keras akhirnya dia jatuh sakit Toni sebagai anak yang baik mencari obat untuk ayahnya tetapi belum sembuh juga. Beberapa hari kemudian ayahnya meninggal dunia kebetulan tetangga Toni mayoritas adalah orang kaya dan mereka berpendapat kalau nanti zakat fithrahnya akan diberikan kepada toni karena dipandang sudah yatim walaupun harta ayahnya diwariskan kepada Toni seorang.
Pertanyaan.
1. Apakah boleh anak yatim(Toni) di beri zakat fithrah sedangkan dia anaknya orang kaya.
2. Bagaimana pandangan syara’ terhadap anak yatim yang kaya diberi zakat.
(Isti’dad wustho “B”)
Jawaban A&B
· Tidak boleh karena toni tidak termasuk dalam kategori orang-orang yang berhak menerima zakat. Orang-orang yang berhak menerima zakat ada 8 kelompok, sebagaimana yang disebutkan dalam Al Qur’an:
إِنَّمَا الصَّدَقَاتُ لِلْفُقَرَاءِ وَالْمَسَاكِينِ وَالْعَامِلِينَ عَلَيْهَا وَالْمُؤَلَّفَةِ قُلُوبُهُمْ وَفِي الرِّقَابِ وَالْغَارِمِينَ وَفِي سَبِيلِ اللَّهِ وَابْنِ السَّبِيلِ فَرِيضَةً مِنَ اللَّهِ وَاللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ. [التوبة : 60]
“Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” [Q.S. At Taubah: 60].
Golongan yang berhak menerima zakat ialah:
إِنَّمَا الصَّدَقَاتُ لِلْفُقَرَاءِ وَالْمَسَاكِينِ وَالْعَامِلِينَ عَلَيْهَا وَالْمُؤَلَّفَةِ قُلُوبُهُمْ وَفِي الرِّقَابِ وَالْغَارِمِينَ وَفِي سَبِيلِ اللَّهِ وَابْنِ السَّبِيلِ فَرِيضَةً مِنَ اللَّهِ وَاللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ. [التوبة : 60]
“Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” [Q.S. At Taubah: 60].
Golongan yang berhak menerima zakat ialah:
1. Orang fakir: orang yang amat sengsara hidupnya, tidak mempunyai harta dan tenaga untuk memenuhi penghidupannya.
2. Orang miskin: orang yang tidak cukup penghidupannya dan dalam keadaan kekurangan.
3. Amil zakat: orang yang diberi tugas untuk mengumpulkan dan membagikan zakat.
4. Muallaf: orang kafir yang ada harapan masuk Islam dan orang yang baru masuk Islam yang imannya masih lemah.
5. Memerdekakan budak: mencakup juga untuk melepaskan muslim yang ditawan oleh orang-orang kafir.
6. Orang berhutang: orang yang berhutang karena untuk kepentingan yang bukan maksiat dan tidak sanggup membayarnya. Adapun orang yang berhutang untuk memelihara persatuan umat Islam dibayar hutangnya itu dengan zakat, walaupun ia mampu membayarnya.
7. Pada jalan Allah (sabilillah): yaitu untuk keperluan pertahanan Islam dan kaum muslimin. Di antara mufasirin ada yang berpendapat bahwa fisabilillah itu mencakup juga kepentingan-kepentingan umum seperti mendirikan sekolah, rumah sakit dan lain-lain.
8. Orang yang sedang dalam perjalanan yang bukan maksiat mengalami kesengsaraan dalam perjalanannya.
Orang yang tidak berhak menerima zakat, kemudian ia mengambil zakat, maka ia mengambil hak orang lain dan hukumnya adalah Haram.
فتاوى الشبكة الإسلامية - (11 / 14606)
فقد بين الله في كتابه العزيز مصارف الزكاة ومستحقيها، قال الله تعالى: إِنَّمَا الصَّدَقَاتُ لِلْفُقَرَاءِ وَالْمَسَاكِينِ وَالْعَامِلِينَ عَلَيْهَا وَالْمُؤَلَّفَةِ قُلُوبُهُمْ وَفِي الرِّقَابِ وَالْغَارِمِينَ وَفِي سَبِيلِ اللَّهِ وَابْنِ السَّبِيلِ فَرِيضَةً مِنَ اللَّهِ وَاللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ {التوبة:60} . فمن سأل الزكاة من المسلمين وهو من أهلها فليعطها ومن كان من غير أهلها فلا يحل له السؤال ولا الأخذ منها.
Cium artis cantik
Magnet sense of humor Gus Dur yang tinggi membuat kesengsem salah satu artis cantik saat hadir dalam suatu acara dirumah salah seorang pengasuh pondok kajen. Saking gemesnya, artis itu dengan santai langsung ngesun (mencium) pipi Gus Dur tanpa pake permisi.
Jelas beberapa diantara mereka yang hadir langsung dibikin kaget dan bingung.
Siapa yang kuat ngeliatin kiat nyentrik Cuma diem disun (dicium) artis cantik.
Tak lama kemudian begitu sudah agak sepi, Gus Mus yang sedang diantara mereka, langsung numpahin sederet kalimat yang sudah tadi Cuma disimpan dalam hati.
“Loh gus, kok Gus Dur diam saja sih disun sama perempuan ?”
Dengan santai dan disilahkan bayangin sendiri gayanya, Gus Dur malah ngasih jawaban sepele.
“Lha wong saya kan nggak bisa lihat. Ya mbok sampean jangan pengen.”
KAISAR DAN BENIH
Ini adalah salah satu kisah inspirasional tentang integritas (kejujuran)
Pernah ada seorang kaisar di Timur Jauh yang sudah tua dan tahu sudah datang waktunya untuk memilih penggantinya. Ia tidak memilih dari salah seorang asistennya atau salah satu dari anak-anaknya sendiri, tetapi ia memutuskan untuk melakukan sesuatu dengan cara yang berbeda.
Ia memanggil semua pemuda di dalam kerajaan bersama-sama dalam satu hari. Dia berkata, "Ini telah datang waktunya bagi saya untuk turun dan memilih kaisar berikutnya. Saya telah memutuskan untuk memilih salah satu dari kalian." Anak-anak terkejut! Tetapi, sang kaisar melanjutkan. "Aku akan memberikan masing-masing dari kalian sebuah biji hari ini. Satu benih. Ini adalah benih yang sangat istimewa. Aku ingin kau pulang, menanam benih, disiram dan kembali ke sini satu tahun dari hari ini dengan apa yang Anda telah tumbuhkan dari satu biji ini. Aku akan menilai tanaman yang Anda berikan untuk saya, dan yang terbaik saya pilih dan akan menjadi kaisar kerajaan berikutnya! "
Ada seorang anak laki-laki yang bernama Ling berada di sana pada hari itu dan ia, seperti yang lain, menerima benih. Ia pulang ke rumah dan kepada ibunya dengan penuh semangat menceritakan keseluruhan cerita. Dia membantunya mendapatkan panci dan tanah penyemaian, lalu ia menanam benih dan menyiramnya dengan hati-hati. Setiap hari ia menyirami itu dan memeriksa untuk melihat apakah telah tumbuh.
Setelah sekitar tiga minggu, beberapa pemuda lainnya mulai berbicara tentang bibit dan tanaman yang sudah mulai tumbuh. Ling terus pulang dan memeriksa benihnya, tapi tidak pernah tumbuh. Tiga minggu, empat minggu, lima minggu berlalu. Masih belum apa-apa.
Setiap saat orang lain selalu membicarakan tanaman mereka, namun Ling tidak punya tanaman, dan ia merasa gagal. Enam bulan berlalu, masih yang ada hanya pot. Dia hanya tahu bahwa ia telah membunuh benih. Orang lain pohon-pohon dan tanamannya tinggi, tapi dia tidak punya apa-apa. Ling tidak berkata apa-apa kepada teman-temannya, namun. Dia hanya terus menunggu benih untuk tumbuh.
Setahun akhirnya berlalu dan semua pemuda dari kerajaan membawa tanaman mereka kepada kaisar untuk diperiksa. Ling mengatakan pada ibunya bahwa ia tidak akan membawa pot kosong. Tapi ibunya mendorong ling untuk pergi, dan membawa pot itu, dan harus jujur tentang apa yang terjadi. Ling merasa malu, tapi ia tahu ibunya benar. Ia membawa potnya yang kosong ke istana.
Ketika Ling tiba, ia kagum melihat berbagai jenis tanaman tumbuh milik seluruh pemuda lain. Semua tanaman indah, dalam segala bentuk dan ukuran. Ling menaruh potnya yang kosong di lantai dan banyak pemuda lain menertawakannya. Beberapa pemuda menyindir kepadanya dan berkata, "Hei coba lihat ,bagus."
Ketika kaisar tiba, ia mengamati ruangan dan menyapa orang-orang muda. Ling hanya mencoba untuk bersembunyi di belakang. "Wah, tanamannya sudah besar, pohon-pohon dan bunga Anda telah tumbuh," kata sang kaisar. "Hari ini, salah satu dari kalian akan ditunjuk kaisar berikutnya!"
Tiba-tiba, sang kaisar melihat Ling di belakang ruangan dengan potnya yang kosong. Ia memerintahkan para penjaga untuk membawanya ke depan. Ling ketakutan. "Kaisar tahu aku gagal! Mungkin dia akan membunuhku!"
Ketika Ling sampai di depan, Kaisar menanyakan namanya. "Nama saya Ling," jawabnya. Semua anak-anak tertawa dan mengolok-oloknya. Kaisar meminta semua orang tenang. Ia menatap Ling, dan kemudian mengumumkan kepada orang banyak, "Lihatlah kaisar baru Anda! Namanya adalah Ling!" Ling tak mempercayainya. Ling tidak bisa menumbuhkan benihnya. Bagaimana ia bisa menjadi kaisar baru?
Kemudian kaisar berkata, "Satu tahun yang lalu dari hari ini, aku memberi semua orang di sini sebuah benih. Aku bilang Anda untuk mengambil benih, tanaman itu, menyirami, dan membawanya kembali kepadaku hari ini. Tapi aku memberi kalian semua benih yang telah direbus dan tidak akan tumbuh. Kalian semua, kecuali Ling, telah membawa saya tanaman dan pohon-pohon dan bunga. Bila Anda menemukan bahwa benih tidak akan tumbuh, Anda menggantinya dengan benih lain yang kuberikan padamu. Ling adalah satu-satunya dengan keberanian dan kejujuran untuk membawakan pot dengan benih yang saya berikan. Oleh karena itu, ia adalah orang yang akan menjadi kaisar baru! "
Kang Darto
Sumber : (Dokter Sudarmono 11 November 2010 jam 2:21)
METODE BELAJAR DAN MENGHAFAL
METODE BELAJAR DAN MENGHAFAL
CEPAT DAN BERMUTU
1. Tanamkan rasa tenang pada materi yang akan anda baca atau anda hafalkan, menurut Imam Al-Ghozali sebenarnya kekuatan memory otak manusia sama saja. Al-Ghozali mencontohkan betapa mudahnya seseorang menghafalkan syi’ir-syi’ir, lagu-lagu atau anekdot-anekdot yang lucu. Anda tentu akan ingat dengan mudah berapa uang anda, bertambah berapa, berkurang berapa, karena uang adalah kesenangan anda. Anda akan selalu ingat acara-acara hiburan di TV, jam berapa mulainya, hari apa dan siapa bintang-bintangnya. Karena apa ? sudah barang tentu karena acara-acara tersebut kesukaan anda. Maka mulai sekarang, tanamkan dalam hari anda ! “Alfiyah kesenanganku, Imriti kesukaanku, Jurumiyah pujaanku dan membaca atau mutholaah adalah hobiku”.
2. Anggaplah mudah setiap materi yang akan anda baca atau anda hafalkan, maka ketika anda mulai belajar atau menghafal, tanamkan dalam hati bahwa “saya akan faham dan hafal dengan mudah” jangan sesekali punya perasaan “pelajaran ini sulit difaham atau dihafal.” Karena perasaan ini memberikan sugesti buruk pada mental anda dan akan menghambat jaringan otak anda untuk bekerja secara optimal.
3. Jangan hiraukan keadaan sekitar atau pikiran-pikiran di luar meteri yang anda pelajari dan belajarlah dengan rileks tapi serius. Jean Marie Stine berpendapat “ Jaringan otak manusia sebenarnya melebihi jaringan computer manapun”. Karena otak kita dapat menggunakan 100 milyar bit informasi dan dapat bergerak lebih dari 300 mil perjam, dan satu-satunya kunci untuk mengoptimalkan fungsi otak adalah dengan peningkatan konsentrasi. Seorang professor dari Jepang memiliki kiat belajar yang unik, ia mengatakan rahasia belajarnya pada seorang temannya, “Walaupun saya hidup di kota industri yang padat penduduknya, namun ketika belajar, saya bayangkan seolah-olah berada di goa atau taman yang sunyi, suara-suara mesin itu saya anggap sebagai suara burung yang merdu sehingga saya bisa konsentrasi penuh dengan apa yang saya pelajari”.
4. Simpulkan apa yang anda baca dengan menulisnya dalam bentuk catatan-catatan. Misalnya anda mempelajari tentang macam-macam Istihadhoh dan buatlah skema pembagiannya.
5. Catatlah keterangan-keterangan yang dianggap penting. Sering kali, kita menemukan keterangan penting dan ketika saatnya kita membutuhkan keterangan tersebut kita sudah lupa persisnya terdapat pada kitab apa, bab apa, halaman berapa ?. Sayang sekali kalau pengetahuan-pengetahuan berharga hilang begitu saja. Untuk itu mulai sekarang sediakan buku-buku untuk mencatat keterangan dari fan-fan yang sedang anda pelajari. Sediakan catatan khusus untuk fan fiqih, hadits, tafsir, usul fiqih, tauhid, dan fan-fan lainnya. Untuk mempermudah perujukan kembali, berilah nomor pada masing-masing halamannya dan buatlah daftar isi/fihris pada halaman depan.
Dinukil dari kitab Rahasia Sukses Fuqoha
Oleh M. Ridlwan Qoyyum Sa’id
Para Perintis Dalam Sejarah Kaligrafi Arab
Ø Ibnu Muqlah
Dialah Abu Muhammad Ibnu Ali Ibnu Hasan Ibnu Abdullah Ibnu Muqlah, seorang penulis budayawan, Khattat dan perdana menteri. Dilahirkan di Baghdad, 272 H./889 M., memiliki kecenderungan bakat dalam budaya khususnya bahasa, lalu menekuni keindahan kaligrafi sehingga menguasai sepenuhnya. Ibnu Muqlah mengupas terus karirnya yang telah mekar dibidang kepegawaian sehingga meraih jabatan perdana menteri. Jabatan puncak itu berhasil didudukinya tiga kali berturut-turut, terakhir bersama kholifah Al Rodli yang menahannya pada sebuah kamar di sudut istana. Ibnu Raiq, salah seorang menteri di kekholifahan, memotong lengannya di tempat bui Ibnu Muqlah. Di depan barang berharga yang telah cerai dari tubuhnya itu, Ibnu Muqlah meratap: “Dengan tangan ini aku telah berbakti kepada para kholifah dan berhasil menulis dua buah Al Qur’anul Karim. Engkau putuskan tanganku, sebagai mana engkau buntungi tangan-tangan pencuri.” Beliau kemudian bersenandung : “Apabila menangis sebagian kamu, maka tangisilah yang sebagian karena yang satu bagian dekat dengan bagian yang lainnya.”
Ibnu Muqlah menggores tinta dengan lengan atas dan melatih tangan kirinya hingga lancer, namun musibah dating silih berganti. Ibnu Muqlah mendapat hukuman potong lidah kemudian dibunuh pada tahun 328 H. dalam usia 56 tahun dan dikuburkan di istana kholifah.
Kuburannya digali kembali atas permintaan keluarganya, dan pihak istana menyerahkan jasad beliau untuk di pendam ulang. Namun istrinya memintanya maka kuburan tersebut dibongkar lagi dan kembali dikuburkan di rumah istrinya tercinta.
Perjalanan beliau meniti kisah hidup yang unik, menjabat perdana menteri tiga kali dan setelah wafat dikuburkan tiga kali pula. Hanya saja popularitas Ibnu Muqlah sebagai kaligrafer melebihi kemasyhurannya sebagai perdana menteri.
Ia menguasai penuh geometri (ilmu ukur) yang menolongnya dalam mengembangkan seni tulis kaligrafi. Kindahan tulisannya yang menakjubkan banyak diurai dalam kitab-kitab sejarah dan seni. Semula, orang-orang Arab hanya menggunakan khath kufi untuk menulis Al Qur’an. Ibnu Muqlah dating member alternative baru dengan mengembangkan khath naskhi yang serta merta dipelajari orang karena keindahannya dan mudahnya digoreskan. Tulisan ini selanjutnya, dijadikan sandaran para pelukis untuk menulis Al Qur’an, sementara khath kufi cukup hanya digunakan menulis nama-nama suratnya saja.
Ø Ali Ibnu Hilal Alias Ibnu Bawwab
Abu Hasan Ali Ibnu Hilal adalah seorang kaligrafer Baghdad yang sangat popular, lebih dikenal dengan nama Ibnu Bawwab, karena ayahnya adalah seorang bawwab (juru kunci) Dar Al Qadha (kantor pengadilan) di Baghdad.
Belajar khath semenjak kecil dari Muhammad Ibnu Asad kemudian dari Muhammad Al Simsimani, keduanya adalah murid-murid Ibnu Muqlah. Ibnu Bawwab telah mencurahkan perhatian pada seluruh aliran kaligrafi Ibnu Muqlah, terutama naskhi dan Tsuluts, membuat keduanya mencapai puncak kesempurnaan dan keelokannya. Usaha ini secara langsung turut melestarikan nama dan karya Ibnu Muqlah. Ibnu Hilal merenkontriksi pokok-pokok aturan tulisan yang dirintis pendahulunya, Ibnu Muqlah, namun kreasinya telah menempatkan dirinya sebagai maetro agung.
Pada mulanya, Ali Ibnu Hilal bekerja sebagai spesialis pelukis tembok, kemudian beralih pada ilustrasi buku sambil berusaha mempercantik gaya tulisan yang berkembang. Sumbangsihnya dapat mengatasi karya-karya pendahulunya, dan membuat kagum para pendatang kemudian. Diantara hasil olahannya, dapat dilihat pada pembaharuan untuk khath yang dikenal dengan Rayhani dan Muhaqqaq. Beliau juga berhasil mendirikan sebuah madrasah khusus Yaqut Al Musta’shimi.
Popularitas beliau begitu memuncak, mengundang penyair Al Ma’arri mengabadikan nama beliau dalam beberapa bait puisinya, diantaranya adalah :
ولا ح هلال مثل نون اجادها * بماء النضار الكاتب ابن هلال
“Nampaklah hilal (bulan sabit) bagaikan nun yang diperelok dengan air tinta bening penulis Ibnu Hilal.”
Beliau menulis Al Qur’an sebanyak 64 buah, satu eksemplar diantaranya (yang ditulis dengan khath Raihany) dihadiahkan Sultan Utsmani Salim 1 kepada Universitas La Lahu Le.
Tiada catatan yang jelas mengenai kelahiran beliau, kecuali disebutkan bahwa beliau lahir pada penghujung abad ketiga Hijriyah dan meninggal tahun 1032 M dan dikuburkan disamping Imam Ahmad Ibnu Hambal. Tidak diragukan lagi beliau adalah seorang pelukis lihai, sebelum akhirnya menjadi seorang kaligrafer cemerlang. Beberapa ulama’ menangisi kepergiannya melalui dua syair berikut :
استشعر الكتاب فقدك سالفا * وقضت بصحة ذلك الايام
ولذاك سوّدت الدويّ كابة * أسفا عليك وشقت الاقلام
“Para penulis merasakan kehilanganmu yang telah lewat, dan hari-hari menjadi saksi dengan kenyataan itu. Karena itu, tinta-tinta menghitam karena berkabung, pena-pena terpecah, berbela sungkawa kepadamu.”
Ø Yaqut Al Musta’shimi
Tokoh yang datang setelah Ibnu Muqlah dan Ibnu Bawwab adalah Syaikh Jamaluddin Yaqut Al Musta’simi Al Thawusyi Al Baghdadi. Selain menjabat bendahara pada perpustakaan Al Mustanshiriyah, beliau dikenal sebagai budayawan dan pujangga. Tulisannya telah mencapai puncak keelokan dan kesempurnaan yang mengagumkan mengatasi Ibnu Muqlah dan Ibnu Bawwab.
Aliran Tsuluts dan Naskhi yang banyak dikuasai Yaqut, adalah model dasar yang mengilhami para tokoh agung kaligrafi Utsmani seperti Abdullah Al Amasi, Hafizh Utsman dan Musthafa Raqim. Karena itu mereka menggelarinya Qiblatul Kuttab, Kiblat para penulis. Beliau wafat pada tahun 698 H di Bagdad.
Ø Hasyim Muhammad
Beliau bernama lengkap Hasyim Muhammad Al Baghdadi. Dilahirkan tahun 1919 di Baghdad. Setelah tamat Ibtidaiyah, beliau mempelajari khot disekolah dasar sejak masih kecil. Pelajaranyang kelak menjadi profesinya adalah dari gurunya, Al Mala Arif Afandi lalu Al Mala Ali Darwisy, lantas mendapat ijazah dari madrasah tahsin Al Khuthuth dikairo, setelah bergaul intim dengan para kaligrafer AL Sayid Ibn Ibrohim Dan Ali Badwi. Kemudian bersafari keistanbul dan berguru kepada seorang kaligrafer yang dijagokan diturki, Musa Azmi yang popular dengan sebutan Hamidlah. Yang mengantar Hasyim kepuncak pestrasi yang mengagumkan, sebagaimana komentarnnya yang mahsyhur: “kaligrafi telah terbit sebagai mata air dari Darussalam, kini ia kembali ke Darussalam (kota damai di Bagdad) ditangan saudara-saudar.” Dan inilah bunyi teks ijaah yang diberikan Hamid :
“Bismillahhirrahmannirrahim. Anakku, hasyim Muhammad Al Bagdadi Al khottot, telah kusaksikan pada dirimu penuh keyakinan, keikhlasan dan kecintaan terhadap seni ini yang tidak pernah terhapus sepanjang islam tegak berdiri. Kuamanatkan padamu : jadilah engkau idola mereka dan Awwalul Khottotin di dunia Islam. Aku berikan padamu penghargaan setinggi-tingginya, sebab engkau bergerak maju selalu. Ditulis di Asiatanah tahun 1371 H.”
Bekerja sebagai kaligrafer pada kegubernuran Misahah Al Iraq wa Zamil Al Khattat Muhammad Shabri wa Akhahu hingga akhir hayatnya. Jenazahnya dikubur di Nejf. Hasyim mengikuti rumus-rumus Yaqut, bahkan seluruh rumus Turki yang dibaguskan lewat tangannya. Terpilih sebagai pengajar sebagai kaligrafi pada Ma’had Al Funun Al Jamilah (Sekolah Kesenian) dan berhasil menerbitkan kurrasah (buku) tentang rumus-rumus kaligrafi yang sangat halus sekali. Pernah diutus ke Jerman sebagai tim peneliti untuk penerbitan kedua sebuah mushaf agung Al Qur’an bersejarah yang tersimpan pada perpustakaan Al Imam Al A’dhom yang ditulis oleh kaligrafer kenamaan Muhammad Amin Al Rosyidi tahun 1236 H. aktif sebagai pengajar pada Al Jami’ah (Universitas) Al ‘Iraqiyyah di Baghdad, yang membuatnya sukses mengangkat Irak sebagai pangkalan terbesar kaligrafi dunia. Selain itu Hasyim berhasil mewariskan lukisan-lukisannya yang indah mempesona yang melekat pada dinding-dinding masjid, gedung dan mushaf Al Qur’an. Jasanya besar sekali khazanah perkaligrafian masa kini. Untuk beliau para kaligrafer Al Fatihah………………….
Dinukil dari kitab Qiwamul Khath Jilid 2
Oleh Mutholib Al Farisi
BELAJAR KALIGRAFI DARI NOL
Gambar Hiasan Mushaf disamping ini merupakan salah satu karya Santri Al Fithrah yang mempunyai semangat belajar yang tinggi, selalu dan selalu mencoba dan meniru hal-hal yang baru, sehingga mendapatkan hasil yang bagus dan memuaskan, dikatakan “Barang siapa yang bersungguh-sungguh maka ia akan berhasil.”
Kedua Hiasan Mushaf ini adalah hasil latihan untuk persiapan lomba kaligrafi yang diselenggarakan di kota Malang hari ahad tanggal 08/05/2011. Al Fithrah mengirimkan 2 delegasi yaitu Ali Islami dan Abdur Rahman.
Belajar kaligrafi merupakan perkara yang membosankan dan menjenukan dan akan terwujud dengan latihan tidak jenu-jenu, dan mencontoh setiap tulisan arab yang indah, mulai dari naskhi, tsulus, riq’ah, farisi dan kaufi. Belajar kaligrafi harus diiringi dengan kesabaran, ketekunan dan ketelitian, bila anda merasakan kejenuhan maka istirahat atau membaca buku sejenak.
Seseorang bisa bukan karena keturunan melainkan dengan ketekunan dan mau bersabar dalam belajar. Banyak sekali pakar dan ahli kaligrafi yang bisa bukan karena faktok keturunan melainkan dengan ketekunan dan mempunyai keingin belajar yang tinggi.
Syi’ir-Syi’ir Tahsinul Khath :
“Tulisan arab (khath) tetap ada sepanjang masa setelah penulisannya (meninggal dunia). Sementara penulis khath itu terpendam di bawah bumi.”
“Belajarlah menulis halus (khath) wahai orang yang berpendidikan. Karena khath adalah (salah satu) hiasan bagi para pendidik !.”
“Apabila engkau kaya (mempunyai harta) maka tulisanmulah itu merupakan hiasan yang indah. Namun apabila kamu membutuhkan (uang) maka (tulisan indah khathmu itu) akan merupakan sumber penghasilan yang sngat baik !.”
(The Qiel, dkk)